Rate this post

Selasa, 3 Mei 2011 Kasubag Kemahasiswaan Rumenda, S.E. menyelenggarakan pemilihan mahasiswa berprestasi di ruang video conference Kopertis Wilayah X. Acara pemilihan ini, diikuti sebanyak 9 mahasiswa dari PTS yang ada di lingkungan Kopertis Wilayah X. Para juri berasal dari Universitas Andalas, yaitu Dr. Syafrizal, Sy dari FMIPA, Dr. Rahmi Fahmi, S.E., M.B.A. dari Fakultas Ekonomi, dan Dr. M. Yusdi M.Hum dari Fakultas Sastra.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuannya untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Mahasiswa berprestasi adalah mahasiswa yang berhasil mencapai prestasi tinggi, baik kurikuler maupun ekstra-kurikuler, mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, bersikap positif, serta berjiwa pancasila. Dalam kompetisi ini, setiap peserta diharuskan menulis karya ilmiah yang cakupan tulisannya terdiri dari bidang ilmu/teknologi/seni dan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif di atas 2,75. Dalam penilaiannya, para juri menganjurkan agar setiap peserta mepresentasikan karya ilmiah mereka dalam bahasa Inggris. Selain kecakapan dalam menjelaskan materi, menjawab pertanyaan dalam bahasa Inggris, ketepatan dalam mengemukakan ide, personal attitude juga menjadi bagian dari penilaian.
Mahasiswa diharapkan tidak hanya menekuni ilmu dalam bidangnya saja, tetapi juga beraktivitas untuk mengembangkan soft skills-nya agar menjadi lulusan yang mandiri, penuh inisiatif, bekerja secara cermat, penuh tanggung jawab, dan gigih. Kemampuan ini dapat mahasiswa peroleh dari pembekalan secara formal melalui kurikulum pembelajaran dan ko-kurikuler, serta ekstra-kurikuler. Namun, tidak semua mahasiswa mau dan mampu untuk menjadi pembelajar yang sukses. Acapkali mahasiswa dengan nilai akademik yang tinggi belum memanfaatkan peluang untuk menggunakan waktunya dalam kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikule. Sebaliknya mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan kegiatan pengembangan soft skills tidak memperoleh nilai akademik yang tinggi. Sementara itu, dalam era persaingan bebas dibutuhkan lulusan yang memiliki hard skills dan soft skills yang seimbang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *